Aku masih saja seperti bulan yang setia menunggu dipenghujung jalan. Dan dia tetap menjadi tulisan-tulisanku yang diam. Sebab aku akan menunggunya dengan kepercayaan yang paling benar-benar. Hingga kepulangan akan menghantarnya tepat didepan pintu rumahku. Aku menunggunya, aku menunggunya hingga janji suci terucap indah dari lisannya. Aku menunggunya, aku menunggu lisan qabul darinya menyambut ijab dari waliku.
Air mata jatuh setelah hari yang melelahkan, kemana kiranya aku akan pergi ? Ku pikir aku sudah cukup menderita tapi ternyata penderitaanku masih panjang. Karena ku sendirian di dunia yang luas ini tak ada yang mau memahami isi hatiku. Tak seorangpun... Saat aku memejamkan mata ku melihat diriku dan berkata " Janganlah Lelah ", " Beristirahatlah sejenak ". Kesuramanku yang pekat ini, tak kunjung berhenti. Jika kau meninggalkan aku, aku akan menerimanya. Seperti orang asing diantara orang-orang yang tertawa seakan hanya aku yang kehilangan segalanya. Apakah aku hanya berlari tanpa berpikir ? Sekarang mimpiku sudah terlalu jauh. Akankah kesedihan yang panjang ini berakhir ? Akankah sinarnya mentari menyinariku ? Akankah ku akan menjadi diri sendiri dan bintang-bintang akan bersinar selamanya. Itulah mimpi yang membuatku tidak terlelap layaknya orang bodoh, tak menyadari bahwa aku tidak bisa menjadi diriku apa adanya. Setelah aku memb
Komentar
Posting Komentar